Operasi Dasar Morfologi Dilasi
A = {(1,1),(1,2),(1,3),(2,1),(2,2),(2,3),(3,1),(3,2),(3,3)}
B = {(0,0),(0,1),(1,0)}
A⊕B = {(1,1),(1,2),(1,3),(1,4),(2,1),(2,2),(2,3),(2,4),(3,1),(3,2),(3,3),(3,4),
(4,1),(4,2),(4,3)}
Jika suatu objek (citra input) dinyatakan dengan A dan structuring elements (SE) dinyatakan dengan B serta Bx menyatakan translasi B sedemikian sehingga pusat B terletak pada x, maka operasi dilasi A dengan B dinotasikan (D(A,B)) dapat dinyatakan sebagai berikut;
D(A,B)= A⊕B={x:Bx∩A≠∅}
Dengan ∅ menyatakan himpunan kosong.
Proses dilasi dilakukan dengan cara:
Proses dilasi dilakukan dengan cara:
- Membandingkan setiap pixel citra input dengan nilai pusat SE dengan cara melapiskan SE dengan citra sehingga pusat SE tepat dengan posisi pixel citra yang diproses.
- Jika paling sedikit ada 1 pixel pada SE sama dengan nilai pixel objek (foreground) citra, maka pixel input diset nilainya dengan nilai pixel foreground dan bila semua pixel yang berhubungan adalah background maka input pixel diberi nilai pixel background,
- Proses yang sama dilanjutkan dengan menggerakan (tranlasi) SE pixel demi pixel pada citra input.
A = {(1,1),(1,2),(1,3),(2,1),(2,2),(2,3),(3,1),(3,2),(3,3)}
B = {(0,0),(0,1),(1,0)}
A⊕B = {(1,1),(1,2),(1,3),(1,4),(2,1),(2,2),(2,3),(2,4),(3,1),(3,2),(3,3),(3,4),
(4,1),(4,2),(4,3)}
referensi;
- Gonzalez, R.C. dan Woods, R.E., 2008, Digital Image processing, Addison- Wesley Publishing Company, USA.
- Pujiastuti, A., 2016, Sistem Perhitungan Lama Penyinaran Matahari Dengan Metode Otsu Threshold (Studi kasus: St. Klimatologi Barongan), Tesis, Program Studi S2 Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
- Putra, D.,2010, Pengolahan Citra Digital, Andi Yogyakarta, Yogyakarta
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.