Tuesday 23 June 2015

BLENDED LEARNING 5



1.      Menurut Ahmed, et.al (2008:1)
Blended Blended e-Learning, on the other hand, merger aspects of blended e-lerning such as: web-based instruction, streaming video, audio, synchronous and ascychronous communication, etc: with tradisional, face-to-face. Sumber referensi: http://pls213065-auliya.blogspot.com/2013/12/blended-learning-dalam-pembelajaran.html?m=1
2.      Menurut Soekartawi (2006:1)
One of newest models is called Blended Blended e-Learning (BEL). The model, BEL, is designed basically based on combination of the bast aspect of application of information technology Blended e-Learning, structured face-to-face activities, and real world practice. Sumber referensi: http://pls213065-auliya.blogspot.com/2013/12/blended-learning-dalam-pembelajaran.html?m=1
3.      Bhonk dan Graham (2006)
a.       Combining instructional modalities or delivery media and technologies (traditional distance education, internet, web, CD ROM, video/audio, any other electronic medium, email, online book etc.)
b.      Combining instruction methods, learning theories and pedagogical dimensions
c.       Combining blended e-learning and face-to-face learning.
4.      Koohang (2009)
Blended learning is defined as a mix of traditional face-to-face instruction and e-learning. Sumber reference: Shttp://www.newtrafficserver.com/wp-content/plugins/nts/adserver/campaign.php? New South Wales Departement of
5.      Educatuion and Training (2002)
Blended learning is learning which combines online and face-to-face approaches. Sumber reference: Shttp://www.newtrafficserver.com/wp-content/plugins/nts/adserver/campaign.php? New South Wales Departement of

Fitri Apriyani_12030020
 



BLENDED LEARNING 4



1.       Menurut Ahmed, et.al (2008:1) Blended Learning yaitu  Blended Blended e-Learning, on the other hand, merges aspects of blended e-lerning  such as: web-based instruction, streaming video, audio, synchronous and asychronous communication, etc: with tradisional, face-to-face”learning.
2.       Menurut Harding, Kaczynski dan Wood, 2005, Blended learning  merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisonal tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa.
3.       Menurut Thorne (2003) Blended learning  adalah perpaduan dari teknologi multimedia, CD ROM video streaming, kelas virtual, voicemail, e mail dan teleconference, animasi teks online dan video streaming. Dalam blended learning, semua itu dikombinasikan dalam kegiatan pembelajaran.
4.       Menurut Bersin (2004) Blended learning  merupakan kombinasi berbagai media pembelajaran yang berbeda agar agar tercipta program pembelajaran yang optimum. Seperti teknologi, aktifitas dan berbagai  jenis peristiwa.
5.       Menurut Valiathan, Purnima (2002) Blended learning  is used to describe a solution that combines several different delivery methods, such as collaboration software, Web-based courses,EPSS (electronic performance  support systems), and knowledge management .
6.       Rooney, (2003) Blended learning  is a hybrid learning concept integrating traditional inclass sessions and e-Learning elements
7.       Whitelock & Jelfs (2003),memberikan tiga pengertian untuk blended learning, yaitu :
1)      The integrated combination of traditional learning with web-based online approaches (drawingon the work of Harrison);
2)      The combination of media and tools employed in an e-Learning environment
3)      The combination of a number of pedagogic approaches, irrespective of learning  technology use (drawing on the work of Driscoll).
8.       Martin Oliver dan Keith Trigwell dalam jurnal e-Learning, Volume 2, Number 1 tahun 2005, mendefinisikan blended learning :
1)      Combining or mixing web-based technology to accomplish an educational goal;
2)      Combining pedagogical approaches (‘e.g. constructivism, behaviorism, cognitivism’) to produce an optimal learning outcome with or without instructional technology;
3)      Combining any form of instructional technology with face-to-face instructor-led training; and
4)      Combining instructional technology with actual job tasks


Gracelia Adelaida Bere_12030029
Sumber :
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/11/pengertian-blended-learning.html
https://tepenr06.wordpress.com/2012/05/08/about-blended-learning/
http://fti.unand.ac.id/images/BlendedLearning.pdf

BLENDED LEARNING 3

  1. Valiathan, Purnima (2002) blended learning is  used to describe a solution that combines  several different delivery methods, such as  collaboration software,  Web-based courses,  EPSS (electronic performance support  systems), and knowledge management practices.
  2. Rooney, (2003), Blended learning is a hybrid learning concept integrating traditional inclass sessions and e-Learning elements.
  3. Whitelock & Jelfs (2003),  memberikan tiga pengertian untuk  blended  learning, yaitu: a)  The integrated combination of traditional  learning with web-based online approaches (drawingon the work of Harrison).b)  The combination of media and tools employed in an e-Learning environment. c)  The combination of a number of pedagogic approaches, irrespective of learning technology use (drawing on the work of Driscoll).
  4. Martin Oliver dan Keith Trigwell dalam jurnal e-Learning, Volume 2, Number 1 tahun 2005, mendefinisikan blended learning : a)  Combining or mixing web-based technology to accomplish an educational goal. b)  Combining pedagogical approaches (‘e.g.  constructivism, behaviorism, cognitivism’) to  produce an optimal learning outcome with or  without instructional technology; c)  Combining any form of instructional  technology with face-to-face instructor-led training. d)  Combining instructional technology with actual job tasks. 
  5. Graham menyebutkan 3 definisi yang paling sering dikemukakan yaitu: a)  Definisi yang mengkombinasikan berbagai modalitas media pembelajaran seperti dikemukakan oeh Bersin & Associates, Orey, Singh dan Reed, serta Thompson. b)  Definisi yang mengkombinasikan berbagai metode-metode  pembelajaran seperti dikemukakan oleh Driscoll House dan Rosset.c)  Definisi yang mengkombinasikan antara pembelajaran online  dengan  face-to-face oleh Reay, Rooney, Sands, Ward & LaBranche dan Young.
Sumber referensi:
  • jurnal Blended Learning : Model Pembelajaran Kombinasi E-Learning Dalam Pendidikan Jarak Jauh Oleh Dodon Yendri, M.Kom
  • jurnal mengenal Blended Learning oleh M. Yusuf. T
BAIQ DINASTI GITA PURNAMA PUTRI_ 12030010

BLENDED LEARNING 2..


  1.  Definisi Dari Ahmed, et.al (2008: 1) menyebutkan: Menggabungkan aspek dicampur e-lerning seperti: instruksi berbasis web, streaming video, audio, komunikasi sinkron dan asychronous, dll: dengan tradisional, tatap muka. 
  2. Definisi berbaring Yang hampir sama Yaitu Dari Soekartawi (2006: 1) menjelaskan pengertian Dari Blended Blended e-Learning Yaitu: Salah satu model terbaru yang disebut Blended Blended e-Learning (BEL). Model, BEL, yang disigned dasarnya berdasarkan kombinasi dari aspek terbaik dari penerapan teknologi informasi dicampur e-learning, kegiatan tatap muka terstruktur, dan praktek dunia nyata. 
  3.  Bhonk Dan Graham (2006) YaituMenggabungkan modalitas pembelajaran atau media pengiriman dan teknologi  (pendidikan tradisional jarak, Internet, Web, CD ROM, video / audio, media elektronik lainnya, email, buku-buku online dll). Menggabungkan metode pengajaran, teori belajar dan dimensi pedagogis. Menggabungkan dicampur ang e-learning tatap muka belajar.
  4. Menurut Semler (2005) "belajar Blended menggabungkan aspek terbaik dari pembelajaran online, kegiatan tatap muka terstruktur, dan praktek dunia nyata. Sistem online learning, pelatihan kelas, dan pengalaman on-the-job memiliki kelemahan utama sendiri. Pendekatan blended learning menggunakan kekuatan masing-masing untuk melawan kelemahan orang lain”. 
  5.  Menurut sharpen et.al (2006:18) karakteristik Blended Blended e-Learning, adalah: 
  • Ketetapan sumber suplemen untuk program belajar yang berhubungan selama garis tradisional sebagian besar, melalui intsitusional pendukung lingkungan belajar virtual. 
  • Trasformatif tingkat praktik pembelajaran didukung oleh rancangan pembelajaran sampai mendalam
  • Pandangan menyeluruh tentang tehnologi untuk mendukung pembelajaran.
 DENY_12030001

Friday 19 June 2015

BLENDED LEARNING


  1. Harding, Kaczynski dan Wood (2005); Blended learning merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisonal tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa. Pelaksanaan pembelajaran ini memungkinkan penggunaan sumber belajar online, terutama yang berbasis web, dengan tanpa meninggalkan kegiatan tatap muka. Dengan pelaksanaan blended learning, pembelajaran berlangsung lebih bermakna karena keragaman sumber belajar yang mungkin diperoleh. 
  2. Thorne (2003); Blended learning adalah perpaduan dari teknologi multimedia, CD ROM video streaming, kelas virtual, voicemail, e mail dan teleconference, animasi teks online dan video streaming. Dalam blended learning, semua itu dikombinasikan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu blended learning menjadi solusi yang tepat dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan pembelajar. Seperti yang dikatakan Smaldino (2007:44) bahwa blended dilakukan ketika macthing dengan situasi siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, blended learning sangat berpotensi menciptakan pengalaman bagi pembelajar. Karena blended learning membantu merepresentasikan keuntungan yang jelas untuk dapat menciptakan pengalaman belajar tersebut. Yang mana dari pengalaman yang diperoleh pembelajar dapat memberikan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi bagi pembelajar itu sendiri. Tanpa memerhatikan jarak dan waktu, blended learning dapat menjadi salah satu cara untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 
  3. MacDonald (2008); Istilah blended learning biasanya berasosiasi dengan memasukkan media online pada pembelajaran, sementara pada saat yang sama juga bisa dilakukan pembelajaran tatap muka dengan cara konvensional. Cara ini dilakukan untuk mendukung pemahaman pembelajar terhadap tujuan dari pembelajaran. Misalnya dengan menggunakan menggabungkan penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran dan sebagai sumber belajar. Sebagai media pembelajaran akan melakukan pembelajaran synchronous seperti penggunaan dalam proses pembelajan berupa teks dan audio. Dan sebagai sumber belajar dengan melakukan pembelajaran asynhcronous seperti pengunaan e mail, forum diskusi, web pembelajaran. 
  4. Bersin (2004); Blended learning merupakan kombinasi berbagai media pembelajaran yang berbeda agar agar tercipta program pembelajaran yang optimum. Seperti teknologi, aktifitas dan berbagai jenis peristiwa. 
  5. Rooney (2003); Blended learning adalah gabungan konsep belajar yang mengintegrasikan pembelajaran dalam kelas dan konsep e-learning



MUTIAH HUMAERAH
12030048

Sumber:

Thursday 18 June 2015

E-GOVERNMENT 2

FAKTOR PENENTU UNTUK PENERAPAN KONSEP E-GOVERNMENT

1.        Infrastruktur Telekomunikasi
Dalam pelaksanaan e-Government, salah satu unsur yang penting merupakan infrastruktur telekomunikasi. Peran infrastruktur telekomunikasi dalam penerapan e-Government terutama dapat dirasakan dalam pelayanan publik. Pengembangan infrastruktur dan basis data untuk komunikasi memungkinkan akses langsung ke masyarakat luas.

2.        Tingkat Konektivitas dan Penggunaan TI
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology / ICT) menjadi sangat penting dalam era globalisasi sekarang ini, karena dapat menembus jarak yang jauh bahkan melampaui batas negara sekalipun. Seiring dengan hal tersebut, saat ini mulai tumbuh dengan apa yang disebut electronic government (e-gov) sebagai implementasi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemerintahan.

3.        Kesiapan SDM
Pengembangan aplikasi e-government memerlukan pendanaan yang cukup besar sehingga diperlukan kesiapan dari sisi sumber daya manusia aparat pemerintahan dan kesiapan dari masyarakat. Pemerintah umumnya jarang yan memiliki SDM yang handal di bidang teknologi informasi. SDM yang handal ini biasanya ada di lingkungan bisnis / industri. Kekurangan SDM ini menjadi salah satu penghambat hnplementasi dari e-government, terutama di negara berkembang.

4.        Ketersediaan Dana dan Anggaran
Pengalokasiai anggaran untuk pengembangan e-government harus dilakukan secara hati-hati dan bertanggung jawab agar anggaran yang terbatas itu dapat dimanfaatkan secara efisiei dan dapat menghasilkan daya ungkit yang kuat bagi pembentukan tata-pamong yang baik. Dengan demikian diperlukan siklus perencanaan, pengalokasian, pemanfaatan dan pengevaluasian anggaran pengembangan e-government yang baik, sehingga pelaksanaan strategi untuk pencapaian tujuan strategis e-government dapat berjalan secara efektif.

5.        Perangkat Hukum
Sebagai salah satu bidang baru dalam pemerintahan, e-Govemment masih miskin dalam hal perangkat hukum, baik pada tingkat nasional maupun daerah. Hingga saat ini transaksi elektronik belum memiliki landasan hukum yang pasti sehingga proses layanan publik melalui transaksi elektronik sulit untuk diterapkan pada e-Government, padahal di sisi teknologi dan kemampuan SDM, tidak sediki yang sudah mampu.

6.        Perubahan Paradigma
Teknologi informasi khususnya web dan email hanyalah sebatas tools, namun yang terpenting dari e-government adalah perubahan paradigma, dari Government Centric menuju Customer Centric sehingga layanan-layanan yang diberikan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Demikian juga media akses (PC, Mobile Phone, PDA dll) ataupun tempat akses (Kantor, Kampus, Fasilitas Pemerintah, Warnet, Warintek, dll) yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.

HUBUNGAN DALAM E-GOVERNMENT

  • G2C (Government to Citizens); Pemerintah membangun dan menerapkan berbagai portofolio teknologi informasi dengan tujuan utama untuk memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat. Untuk mendekatkan pemerintah dengan rakyatnya melalui kanal-kanal akses yang beragam agar masyarakat dapat dengan mudah menjangkau pemerintahnya untuk pemenuhan berbagai pelayanan sehari-hari.
  • G2B (Government to Business); Salah satu tugas utama dari sebuah pemerintahan adalah membentuk sebuah lingkungan bisnis yang kondusif agar roda perekonomian sebuah negara dapat berjalan sebagaimana mestinya. 
  • G2G (Government to Government); Meningkatnya kebutuhan bagi Negara-negara untuk saling berkomunikasi secara lebih intens dari hari ke hari tidak hanya berkisar ada hal-hal yang berbau diplomasi semata, namun lebih jauh lagi untuk memperlancar kerjasama anta entiti-entiti negara 
  • G2E (Government to Employees); Diperuntukkan bagi pegingkatan kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri atau karyawan pemerintah yang bekerja disejumlah institusi pelayanan masyarakat.

dari berbagai sumber